Memperbaiki File Sistem yang Rusak (SFC, DISM) Tips dan Trik Terbaik

Memperbaiki File Sistem yang Rusak (SFC, DISM) Tips dan Trik Terbaik - Featured Image

Cara Terbaik Mengatasi File Sistem Rusak (SFC, DISM)

Komputer terasa lemot? Sering muncul blue screen of death (BSOD)? Atau aplikasi mendadak crash tanpa sebab yang jelas? Bisa jadi, file sistem di komputermu lagi bermasalah. Jangan panik dulu! Memperbaiki file sistem yang rusak dengan SFC (System File Checker) dan DISM (Deployment Image Servicing and Management) itu sebenarnya nggak sesulit yang dibayangkan. Di artikel ini, kita akan bahas tuntas cara mengatasi masalah ini, lengkap dengan tips dan trik terbaik agar komputermu kembali ngebut seperti baru. Ini penting banget lho, karena file sistem yang korup bisa bikin kerjaan jadi terbengkalai dan bikin kepala pusing tujuh keliling!

Pengenalan Masalah

Pernah nggak lagi asyik ngerjain tugas kuliah atau main game tiba-tiba komputer nge-hang? Atau malah muncul pesan error aneh yang bikin bingung? Nah, itu bisa jadi pertanda file sistem di komputermu lagi nggak beres. Masalah ini sering terjadi karena berbagai faktor, mulai dari virus, shutdown paksa, sampai update Windows yang gagal.

Gejala umumnya sih, komputermu jadi lemot banget, aplikasi sering crash, muncul blue screen of death, bahkan kadang nggak bisa booting sama sekali. Kalau udah begini, produktivitas jelas terganggu, kerjaan jadi molor, dan yang paling parah, data penting bisa hilang. Bayangin aja, lagi nyusun skripsi udah 90%, eh tiba-tiba komputernya error dan filenya nggak bisa diselamatkan. Kan nyesek banget!

Saya pernah menangani kasus serupa pada laptop gaming yang sering dipake buat streaming. Ternyata, gara-gara sering mati listrik tiba-tiba, file sistemnya jadi korup dan bikin game jadi patah-patah. Untungnya, setelah diperbaiki dengan SFC dan DISM, laptopnya kembali normal.

Penyebab Utama

Ada beberapa biang kerok utama yang bikin file sistem jadi rusak. Yuk, kita bedah satu per satu:

1. Infeksi Malware dan Virus

Malware dan virus itu ibarat parasit yang bisa merusak segala macam di komputermu, termasuk file sistem. Mereka bisa menyisipkan kode jahat, menghapus file penting, atau bahkan merusak struktur sistem operasi. Secara teknis, malware sering menargetkan kernel mode drivers dan file sistem inti karena area ini memiliki hak akses yang tinggi, yang memungkinkan mereka mengendalikan sistem.

Skenarionya gini: kamu nggak sengaja download file dari sumber yang nggak jelas, atau klik link mencurigakan di email. Tanpa kamu sadari, malware udah masuk ke komputermu dan mulai beraksi. Malware ini bisa menyebar dengan cepat dan merusak file sistem dalam hitungan jam. Makanya, penting banget punya antivirus yang selalu update dan jangan sembarangan klik link atau download file dari sumber yang nggak terpercaya.

2. Shutdown Paksa atau Mati Listrik

Shutdown paksa atau mati listrik tiba-tiba itu bisa jadi mimpi buruk buat file sistem. Soalnya, saat komputer lagi mati mendadak, proses penulisan data ke hard drive atau SSD bisa terhenti di tengah jalan. Akibatnya, file yang lagi ditulis bisa jadi korup atau bahkan hilang sama sekali.

Secara teknis, saat sistem operasi menulis data ke disk, data tersebut disimpan sementara dalam cache. Shutdown paksa memotong proses ini, sehingga data yang ada di cache belum sempat ditulis ke disk dan akhirnya hilang. Kejadian ini bisa merusak struktur file sistem, seperti Master File Table (MFT) pada NTFS, yang menyimpan informasi tentang lokasi file di disk.

Bayangin aja, lagi asyik ngetik dokumen penting, tiba-tiba mati lampu. Pas nyalain komputer lagi, eh, filenya malah rusak dan nggak bisa dibuka. Kan kesel banget! Makanya, usahakan selalu shutdown komputer dengan benar dan pertimbangkan untuk menggunakan UPS (Uninterruptible Power Supply) buat mencegah mati listrik mendadak.

3. Masalah Hardware (Hard Drive/SSD)

Hard drive atau SSD yang udah tua atau rusak juga bisa jadi penyebab file sistem korup. Soalnya, media penyimpanan yang bermasalah bisa menghasilkan bad sector, yaitu area di disk yang nggak bisa lagi menyimpan data dengan benar.

Secara teknis, bad sector bisa disebabkan oleh kerusakan fisik pada permukaan disk, atau masalah pada kontroler SSD. Saat sistem operasi mencoba membaca atau menulis data ke bad sector, bisa terjadi error yang merusak file sistem. Skenarionya gini: hard drive kamu udah berumur 5 tahun dan sering dipake buat nyimpen data-data besar. Lama-kelamaan, muncul bad sector yang bikin file sistem jadi korup dan komputermu jadi sering hang.

Untuk mencegah hal ini, rutin-rutinlah cek kesehatan hard drive atau SSD kamu. Gunakan tools seperti CrystalDiskInfo untuk memantau kondisi media penyimpanan. Kalau udah kelihatan tanda-tanda mau rusak, segera ganti dengan yang baru.

4. Update Windows yang Gagal

Update Windows itu penting banget buat menjaga keamanan dan performa komputermu. Tapi, kadang kala proses update bisa gagal dan malah bikin masalah baru, termasuk merusak file sistem. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti koneksi internet yang nggak stabil, driver yang nggak kompatibel, atau bahkan bug pada update itu sendiri.

Secara teknis, proses update Windows melibatkan penggantian file sistem yang lama dengan file yang baru. Kalau proses ini terganggu, misalnya karena koneksi internet putus di tengah jalan, file sistem yang baru bisa jadi nggak lengkap atau korup. Akibatnya, komputermu bisa jadi nggak stabil atau bahkan nggak bisa booting sama sekali.

Saya pernah ngalamin sendiri, update Windows gagal gara-gara koneksi internet lemot. Alhasil, komputernya malah blue screen terus. Untungnya, setelah di-restore ke system restore point sebelumnya, komputernya kembali normal. Makanya, sebelum update Windows, pastikan koneksi internet stabil dan backup data-data pentingmu.

Diagnosis Masalah

Sebelum langsung klaim file sistem rusak, ada baiknya lakukan diagnosis dulu. Berikut beberapa metode yang bisa kamu coba:

1. Periksa Event Viewer

Event Viewer itu ibarat kotak hitamnya Windows. Di sini, kamu bisa melihat catatan kejadian-kejadian penting yang terjadi di komputermu, termasuk error dan warning yang berkaitan dengan file sistem.

Cara bukanya, ketik "Event Viewer" di search bar Windows, lalu buka aplikasinya. Di panel kiri, pilih "Windows Logs" -> "Application" atau "System". Cari error atau warning yang berkaitan dengan file sistem, seperti "disk errors", "file system corruption", atau "SFC errors". Dengan memeriksa Event Viewer, kamu bisa mendapatkan petunjuk tentang penyebab dan jenis kerusakan file sistem.

2. Jalankan Check Disk (CHKDSK)

CHKDSK adalah tools bawaan Windows yang berfungsi untuk memeriksa dan memperbaiki kesalahan pada hard drive. Tools ini bisa mendeteksi bad sector, kesalahan pada file sistem, dan masalah lainnya.

Cara menjalankannya, buka Command Prompt sebagai administrator. Ketik perintah "chkdsk /f /r C:" (ganti C: dengan drive letter yang ingin kamu periksa). Perintah /f akan memperbaiki kesalahan yang ditemukan, sedangkan perintah /r akan mencari bad sector dan mencoba memulihkan data darinya. Proses ini bisa memakan waktu yang cukup lama, tergantung ukuran hard drive dan jumlah kesalahan yang ditemukan.

3. System File Checker (SFC)

SFC adalah tools bawaan Windows yang berfungsi untuk memindai dan memperbaiki file sistem yang rusak. Tools ini akan membandingkan file sistem yang ada dengan salinan yang disimpan di Component Store (atau installation media), dan mengganti file yang rusak atau hilang dengan salinan yang benar.

Cara menjalankannya, buka Command Prompt sebagai administrator. Ketik perintah "sfc /scannow" lalu tekan Enter. Proses pemindaian dan perbaikan akan berjalan secara otomatis. Pastikan koneksi internet stabil selama proses ini, karena SFC mungkin perlu mendownload file dari Component Store online.

4. DISM (Deployment Image Servicing and Management)

DISM adalah tools yang lebih canggih dari SFC. Selain memperbaiki file sistem, DISM juga bisa memperbaiki Component Store yang rusak, yang bisa menjadi sumber masalah bagi SFC.

Cara menjalankannya, buka Command Prompt sebagai administrator. Ketik perintah berikut:

`DISM /Online /Cleanup-Image /CheckHealth` (untuk memeriksa kesehatan Component Store)

`DISM /Online /Cleanup-Image /ScanHealth` (untuk memindai Component Store dari kerusakan)

`DISM /Online /Cleanup-Image /RestoreHealth` (untuk memperbaiki Component Store menggunakan Windows Update)

Jika Windows Update bermasalah, kamu bisa menggunakan installation media Windows sebagai sumber perbaikan. Caranya, ketik perintah berikut:

`DISM /Online /Cleanup-Image /RestoreHealth /Source:wim:X:\sources\install.wim:1 /limitaccess` (ganti X: dengan drive letter dari installation media Windows).

5. Cek SMART Status Hard Drive/SSD

S.M.A.R.T. (Self-Monitoring, Analysis and Reporting Technology) adalah fitur bawaan pada hard drive dan SSD yang berfungsi untuk memantau kesehatan media penyimpanan. Kamu bisa menggunakan tools seperti CrystalDiskInfo untuk membaca status S.M.A.R.T. dan melihat apakah ada tanda-tanda kerusakan pada hard drive atau SSD.

Jika status S.M.A.R.T. menunjukkan warning atau error, itu berarti hard drive atau SSD kamu sudah mulai bermasalah dan perlu segera diganti.

Solusi Cepat

Kalau file sistem kamu rusak, jangan langsung panik. Coba dulu beberapa solusi cepat berikut ini:

1. Restart Komputer

Solusi paling sederhana dan seringkali efektif adalah restart komputer. Restart bisa memperbaiki masalah sementara pada file sistem dan cache yang korup.

Kenapa ini bisa berhasil? Karena saat restart, sistem operasi akan me-refresh semua proses dan layanan, termasuk membersihkan cache dan memuat ulang file sistem. Ini ibaratnya kayak reboot otak, bikin komputermu jadi lebih segar.

Kalau komputermu hang dan nggak bisa di-restart dengan normal, coba tekan tombol power selama beberapa detik sampai komputer mati paksa. Tapi, ingat, cara ini sebaiknya digunakan hanya dalam keadaan darurat, karena bisa merusak file sistem.

2. Jalankan System Restore

System Restore adalah fitur bawaan Windows yang memungkinkan kamu mengembalikan komputermu ke kondisi sebelumnya. Fitur ini membuat snapshot dari sistem operasi dan file sistem pada waktu-waktu tertentu, yang disebut restore point.

Kalau kamu curiga file sistem kamu rusak setelah melakukan perubahan tertentu, seperti menginstal aplikasi atau driver baru, kamu bisa menggunakan System Restore untuk mengembalikan komputermu ke restore point sebelum perubahan tersebut.

Cara menjalankannya, ketik "System Restore" di search bar Windows, lalu buka aplikasinya. Pilih restore point yang ingin kamu gunakan, lalu ikuti instruksi selanjutnya. Proses ini bisa memakan waktu beberapa menit, dan komputermu akan di-restart beberapa kali.

3. Scan dengan Antivirus

Malware dan virus adalah salah satu penyebab utama kerusakan file sistem. Jadi, pastikan kamu menjalankan scan dengan antivirus untuk membersihkan komputermu dari ancaman ini.

Gunakan antivirus yang terpercaya dan selalu update definisi virusnya. Jalankan scan secara menyeluruh (full scan) untuk memastikan semua file di komputermu diperiksa. Kalau antivirus menemukan malware, ikuti instruksi untuk menghapus atau mengkarantinanya.

Tapi ingat, antivirus nggak selalu bisa mendeteksi dan menghapus semua malware. Jadi, kalau kamu masih curiga komputermu terinfeksi malware, coba gunakan scanner malware tambahan, seperti Malwarebytes Anti-Malware.

Peringatan:* Solusi cepat ini mungkin hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan akar masalah. Kalau masalahnya tetap berlanjut, kamu perlu melakukan langkah-langkah penyelesaian yang lebih mendalam.

Langkah-Langkah Penyelesaian

Kalau solusi cepat nggak mempan, saatnya turun tangan dengan langkah-langkah penyelesaian yang lebih detail:

1. Boot ke Safe Mode: Safe Mode adalah mode diagnostik Windows yang hanya memuat driver dan layanan penting. Dengan boot ke Safe Mode, kamu bisa meminimalkan gangguan dari aplikasi dan driver pihak ketiga yang mungkin menjadi penyebab masalah.

Cara boot ke Safe Mode tergantung pada versi Windows yang kamu gunakan. Biasanya, kamu perlu menekan tombol F8 atau Shift+F8 saat komputer booting. Atau, kamu bisa mencari petunjuk yang lebih detail di website Microsoft.

2. Jalankan SFC di Safe Mode: Setelah boot ke Safe Mode, jalankan SFC seperti yang dijelaskan di atas. Proses perbaikan file sistem akan lebih efektif karena nggak ada aplikasi dan driver lain yang mengganggu.

!SFC Scannow Contoh tampilan SFC Scannow (gambar hanya ilustrasi)

3. Jalankan DISM di Safe Mode: Sama seperti SFC, DISM juga akan lebih efektif jika dijalankan di Safe Mode. Jalankan perintah DISM seperti yang dijelaskan di atas.

4. Periksa Driver yang Bermasalah: Driver yang nggak kompatibel atau rusak bisa menyebabkan kerusakan file sistem. Buka Device Manager (ketik "Device Manager" di search bar Windows), lalu periksa apakah ada tanda seru atau tanda tanya di samping device. Kalau ada, itu berarti driver untuk device tersebut bermasalah.

Coba update driver tersebut dengan cara klik kanan pada device, lalu pilih "Update driver". Kamu bisa memilih untuk mencari driver secara otomatis, atau menginstal driver dari file yang sudah kamu download.

5. Uninstal Aplikasi yang Mencurigakan: Aplikasi yang nggak terpercaya atau berisi malware bisa merusak file sistem. Uninstal aplikasi yang mencurigakan melalui Control Panel -> "Programs and Features".

Pastikan kamu hanya menginstal aplikasi dari sumber yang terpercaya. Sebelum menginstal aplikasi, baca dulu review dan rating dari pengguna lain.

6. Reset Windows: Kalau semua cara di atas nggak berhasil, opsi terakhir adalah reset Windows. Reset Windows akan mengembalikan komputermu ke kondisi awal, seperti saat kamu pertama kali menginstalnya.

Ada dua opsi saat reset Windows: "Keep my files" (akan menghapus aplikasi dan setting, tapi menyimpan file pribadi) dan "Remove everything" (akan menghapus semua file, aplikasi, dan setting). Pilih opsi yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Peringatan: Sebelum reset Windows, pastikan kamu sudah mem-backup semua data pentingmu, karena proses ini akan menghapus semua data di drive* sistem.

7. Instal Ulang Windows: Jika reset Windows gagal atau masih menimbulkan masalah, langkah terakhir adalah instal ulang Windows dari awal. Proses ini akan menghapus semua data di hard drive dan menginstal sistem operasi yang baru.

Peringatan: Instal ulang Windows adalah langkah terakhir yang harus kamu lakukan. Pastikan kamu sudah mencoba semua cara lain sebelum melakukan ini. Dan jangan lupa, backup* semua data pentingmu sebelum memulai proses instalasi.

Solusi Alternatif

Selain langkah-langkah di atas, ada beberapa solusi alternatif yang bisa kamu coba:

1. Menggunakan System Image Recovery

Jika kamu sebelumnya sudah membuat system image, kamu bisa menggunakan system image recovery untuk mengembalikan seluruh sistem ke keadaan saat system image dibuat. Ini adalah cara cepat dan mudah untuk memulihkan sistem dari kerusakan parah.

Cara melakukan system image recovery tergantung pada software yang kamu gunakan untuk membuat system image. Biasanya, kamu perlu boot dari recovery media (seperti DVD atau USB drive) yang berisi system image, lalu ikuti instruksi yang diberikan.

2. Menggunakan Software Recovery Pihak Ketiga

Ada banyak software recovery pihak ketiga yang bisa membantu kamu memperbaiki file sistem yang rusak. Software ini biasanya memiliki fitur yang lebih canggih daripada tools bawaan Windows, seperti kemampuan untuk memulihkan file yang terhapus atau memperbaiki bad sector.

Contoh software recovery yang populer adalah EaseUS Data Recovery Wizard, Recuva, dan TestDisk. Pilih software yang sesuai dengan kebutuhanmu dan ikuti instruksi yang diberikan.

Tips Pencegahan

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa tips untuk mencegah kerusakan file sistem di masa depan:

1. Instal Antivirus dan Selalu Update: Antivirus adalah benteng pertahanan pertama melawan malware dan virus. Pastikan kamu menginstal antivirus yang terpercaya dan selalu update definisi virusnya.

2. Jangan Sembarangan Download File: Hindari mendownload file dari sumber yang nggak terpercaya, seperti website atau email yang mencurigakan. Selalu periksa file yang kamu download dengan antivirus sebelum membukanya.

3. Shutdown Komputer dengan Benar: Jangan pernah mematikan komputer secara paksa dengan mencabut kabel atau menekan tombol power. Selalu shutdown komputer melalui menu Start.

4. Gunakan UPS: UPS (Uninterruptible Power Supply) akan memberikan daya cadangan saat terjadi mati listrik, sehingga kamu bisa shutdown komputer dengan benar dan mencegah kerusakan file sistem.

5. Rutin Backup Data: Backup data pentingmu secara rutin ke media penyimpanan eksternal atau cloud storage. Dengan begitu, kalau terjadi kerusakan file sistem, kamu nggak akan kehilangan data penting.

Kasus Khusus

Berikut beberapa kasus khusus di mana solusi standar mungkin nggak berhasil:

1. Sistem Operasi yang Sangat Tua

Pada sistem operasi yang sangat tua seperti Windows XP atau Windows Vista, tools SFC dan DISM mungkin nggak berfungsi dengan baik. Dalam kasus ini, kamu mungkin perlu menginstal ulang sistem operasi dari awal, atau upgrade ke sistem operasi yang lebih baru.

2. Kerusakan Hardware yang Parah

Jika kerusakan file sistem disebabkan oleh kerusakan hardware yang parah, seperti bad sector yang banyak atau kerusakan pada controller SSD, solusi standar mungkin nggak akan mempan. Dalam kasus ini, kamu perlu mengganti hardware yang rusak.

3. Sistem dengan Modifikasi yang Ekstrim

Jika sistem operasi kamu sudah dimodifikasi secara ekstrim, seperti menggunakan custom kernel atau tweaks yang nggak resmi, solusi standar mungkin nggak akan berfungsi dengan baik. Dalam kasus ini, kamu perlu mengembalikan sistem ke konfigurasi aslinya sebelum mencoba memperbaiki file sistem.

Pertanyaan Umum

Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang memperbaiki file sistem yang rusak:

1. Apakah SFC dan DISM aman digunakan? Ya, SFC dan DISM aman digunakan. Tools ini adalah tools bawaan Windows yang dirancang untuk memperbaiki file sistem yang rusak. Tapi, pastikan kamu menjalankan tools ini sebagai administrator dan mengikuti instruksi dengan benar.

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan SFC dan DISM? Waktu yang dibutuhkan tergantung pada ukuran hard drive dan jumlah kesalahan yang ditemukan. Proses pemindaian dan perbaikan bisa memakan waktu beberapa menit hingga beberapa jam.

3. Apakah saya perlu koneksi internet saat menjalankan SFC dan DISM? Sebaiknya kamu memiliki koneksi internet saat menjalankan SFC dan DISM, karena tools ini mungkin perlu mendownload file dari Component Store online.

4. Apakah System Restore akan menghapus file saya? System Restore tidak akan menghapus file pribadi kamu. Fitur ini hanya akan mengembalikan sistem operasi dan file sistem ke kondisi sebelumnya.

5. Apakah Reset Windows akan menghapus file saya? Reset Windows memiliki dua opsi: "Keep my files" (akan menghapus aplikasi dan setting, tapi menyimpan file pribadi) dan "Remove everything" (akan menghapus semua file, aplikasi, dan setting). Pilih opsi yang sesuai dengan kebutuhanmu.

6. Apakah Instal Ulang Windows akan menghapus file saya? Ya, Instal Ulang Windows akan menghapus semua file, aplikasi, dan setting di hard drive kamu. Pastikan kamu sudah mem-backup semua data pentingmu sebelum melakukan ini.

Kapan Menghubungi Teknisi

Meskipun kamu bisa mencoba memperbaiki file sistem yang rusak sendiri, ada beberapa situasi di mana kamu sebaiknya menghubungi teknisi profesional:

1. Kamu Nggak Yakin dengan Apa yang Kamu Lakukan: Kalau kamu nggak yakin dengan langkah-langkah yang harus kamu lakukan, lebih baik serahkan ke teknisi yang lebih berpengalaman. Salah langkah bisa membuat masalah jadi lebih parah.

2. Masalahnya Terlalu Kompleks: Kalau kamu sudah mencoba semua solusi di atas tapi masalahnya tetap berlanjut, mungkin ada masalah yang lebih kompleks yang perlu ditangani oleh profesional.

3. Kamu Butuh Bantuan Cepat: Kalau kamu butuh komputermu segera berfungsi, menghubungi teknisi adalah cara tercepat untuk menyelesaikan masalah.

Sebelum menghubungi dukungan teknis, siapkan informasi berikut:

Versi Windows yang kamu gunakan

Gejala yang kamu alami

Langkah-langkah yang sudah kamu coba

Pesan error yang muncul

Rekomendasi Software/Tools

Berikut beberapa software dan tools yang bisa membantu kamu memperbaiki file sistem yang rusak:

1. CrystalDiskInfo (Gratis): Untuk memantau kesehatan hard drive dan SSD.

2. Malwarebytes Anti-Malware (Gratis/Berbayar): Untuk memindai dan menghapus malware.

3. EaseUS Data Recovery Wizard (Gratis/Berbayar): Untuk memulihkan file yang terhapus atau rusak.

4. Recuva (Gratis/Berbayar): Alternatif lain untuk memulihkan file yang terhapus.

5. Windows Installation Media (Gratis): Untuk menginstal ulang Windows dari awal.

Tips Ahli

Berikut beberapa tips dari pakar IT tentang cara menangani file sistem yang rusak dengan efektif:

1. Gunakan SSD daripada Hard Drive: SSD lebih tahan terhadap kerusakan fisik dan lebih cepat daripada hard drive, sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kerusakan file sistem.

2. Aktifkan System Protection: System Protection akan membuat restore point secara otomatis, sehingga kamu bisa mengembalikan komputermu ke kondisi sebelumnya jika terjadi masalah.

3. Periksa File Sistem Secara Rutin: Jalankan CHKDSK dan SFC secara rutin untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan pada file sistem sebelum masalahnya menjadi lebih parah.

4. Jangan Overclock CPU atau GPU: Overclocking CPU atau GPU bisa menyebabkan ketidakstabilan sistem dan merusak file sistem.

Studi Kasus

Kasus 1: Laptop Mahasiswa Sering Blue Screen*

Seorang mahasiswa mengeluhkan laptopnya sering mengalami blue screen of death saat mengerjakan tugas kuliah. Setelah diperiksa, ternyata hard drive laptop tersebut sudah mulai bermasalah dan menghasilkan bad sector. Solusinya, hard drive diganti dengan SSD baru, lalu Windows diinstal ulang dari awal. Setelah itu, laptop kembali berfungsi normal.

Kasus 2: Komputer Kantor Lemot Parah*

Sebuah komputer di kantor menjadi sangat lemot dan sering hang. Setelah diperiksa, ternyata file sistem komputer tersebut rusak karena terinfeksi malware. Solusinya, komputer di-scan dengan antivirus, lalu malware dihapus. Setelah itu, SFC dan DISM dijalankan untuk memperbaiki file sistem yang rusak. Setelah selesai, komputer kembali berfungsi dengan baik.

Kesimpulan

Memperbaiki file sistem yang rusak memang bisa jadi tantangan, tapi dengan panduan yang tepat dan sedikit kesabaran, kamu pasti bisa melakukannya sendiri. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Jadi, ikuti tips pencegahan di atas untuk menjaga komputermu tetap sehat dan terhindar dari masalah file sistem yang rusak.

Jangan tunda! Lakukan pemeliharaan preventif secara berkala agar komputermu tetap prima. Kalau masih ragu, jangan sungkan minta bantuan teknisi profesional. Selamat mencoba!

Last updated: 3/4/2025

Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D